Loh, Ternyata Berkomunikasi itu Penting.

Setelah sekian purnama, setelah sekian salah paham dan hati yang terluka, hati ini diterjang kesadaran bahwa berkomunikasi itu sangatlah penting, dan yang lebih penting lagi adalah cara kita berkomunikasi, menyampaikan apa yang kita inginkan, memahami apa yang lawan bicara berusaha sampaikan, dan hati-hati jangan sampai lebih banyak pakai perasaan ketimbang benar-benar mendengarkan dan memahami, uhuy. 

Ternyata, komunikasi itu sangat penting guys, mungkin terkesan sepele: saya bicara, kamu bicara, selesai. Tapi, kalau kamu pernah mengikuti sebuah organisasi, titik masalah sebuah organisasi bisa bersumber dari kurangnya komunikasi, bahkan beberapa alasan dari kandasnya hubungan percintaan adalah karena kurangnya komunikasi, yups k-o-m-u-n-i-k-a-s-i. 

Komunikasi punya peranan yang begitu penting dalam setiap hubungan, hubungan antara anak dan orangtua, guru dan murid, suami dan istri, sepasang kekasih, dalam pertemanan, antara kolega kerja, bahkan sekedar hendak berbelanja di pasar – kegiatan bertransaksi yang kadang hanya butuh waktu sebentar tapi tetap butuh komunikasi yang baik.

Karena pada akhirnya, tidak peduli sedekat apapun hubungan kita dengan seseorang, kita gak bisa membaca pikiran serta isi hatinya, olehnya kita sangat butuh kemampuan berkomunikasi yang baik. Yang dekat aja bisa salah paham, apalagi orang yang baru kita kenal? nah! 

Dalam berkomunikasi pun ada beberapa ‘aturan dasar’ yang sebaiknya kita perhatikan, begini penjelasannya oleh Elisa Puliam:

1. Waktu

  • Apakah kita sudah memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan sesuatu yang serius atau penting?
  • Apakah ini waktu yang tepat untuk berbicara tentang diri kita? Misalnya nih, teman kamu baru saja kehilangan orang terdekatnya, yakali dong kita hendak curhat tentang kehidupan asmara kita.
  • Apakah lawan bicara kita sedang dalam keadaan yang cukup sehat atau nyaman untuk diajak ngobrol cukup lama?

2. Nada Bicara, Mood, Bahasa tubuh

  • Apakah nada bicara kamu cukup hangat? Pastikan untuk tidak menggunakan nada bicara yang tinggi untuk menghindari kesan amarah dalam nada kamu.
  • Apakah kamu sedang cukup tenang ketika ingin menyampaikan sesuatu? jangan sampai kamu sedang berkomunikasi dalam keadaan/mood yang sedang kesal. Percayalah, rata-rata komunikasi yang dilakukan dalam keadaan kesal hanya berakhir dengan menyakiti satu sama lain.
  • Apakah bahasa tubuh kamu cukup ramah? menyampaikan sesuatu dengan tangan disilang bisa memberikan efek lain loh. 

3. Tehnik menyampaikan sesuatu

  • Ketika ingin menyampaikan sesuatu, jangan lupa menekankan pesan atau hal-hal yang positif dari hal yang hendak kamu sampaikan maupun lawan bicara kamu.
  • Hindari kata selalu dan gak pernah. Contoh klasiknya nih: Kamu selalu lupa hari ulangtahunku, ups. atau kamu gak pernah angkat telepon aku, ups.

Tapi, sebelum kita menerapkan tips di atas, ada yang perlu kita pahami dan tekankan di pikiran dan hati:

Kerendahan hati bahwa kita bisa salah paham, tidak langsung menangkap apa yang lawan bicara kita ingin sampaikan.

Bahwa wajar jika lawan bicara kita tidak langsung paham, bisa jadi karena kita yang kurang pandai membungkus apa yang hendak kita sampaikan, bukan semata-mata karena lawan bicara yang kurang pandai untuk memahami kita.

Lagipula, setiap orang tumbuh dengan latar belakagan yang berbeda, dan itu akan mempengaruhi proses memahami sesuatu oleh seseorang. Kita hanya butuh kesadaran bahwa menyatukan dua pikiran selalu butuh proses, apalagi ada banyak orang yang terlibat di dalamnya.

Hal lainnya yang harus kita pahami adalah berhenti passive aggresive, kita menginginkan orang lain memahami kebutuhan dan keinginan kita tapi kitanya gak pernah bilang maunya apa, apalagi bilang gak tapi ternyata mau, hadeh! Kalau versi curhatan para lelaki tuh gini: ya kamu kira aku bisa baca pikiran kamu gitu, emang aku dukun gitu. 

Begitu pula dengan main berasumsi, hindari berasumsi negatif terhadap lawan bicara, semua hal positif yang disampaikan lawan bicarapun akan mental kalau kita duluan berasumsi negatif, kan kasihan. 

Tidak melibatkan ego dalam berkomunikasi juga penting, jangan sampai gengsi menghancurkan segalanya. Tidak perlu khawatir terhadap anggapan lawan bicara ketika kita berusaha jujur dan mengkomunikasikan pikiran dan perasaan kita, tujuannya satu: agar tidak terjadi kesalahpahaman. Tapi tentunya, kamu juga harus siap bahwa ketidaksepakatan bisa saja terjadi, lawan bicara kamu tidak akan selalu setuju atau sepemikiran dengan kamu, sah-sah aja dong ya, namanya juga kita manusia, masing-masing punya kemampuan berpikir, yang baik menurut kamu belum tentu baik menurut oranglain, gitu. 

Bahkan, ada beberapa konseling tentang pentingnya berkomunikasi dalam hubungan keluarga, dan rumah tangga. Bisa dibilang bahwa komunikasi adalah pilar dalam sebuah hubungan, berkomunikasilah yang baik demi membantu oranglain memahami kamu, dan menjaga hubungan agar tetap hangat, kan  asique. 

***

Sebagai Muslim, saya merasa bisa mengaitkan pentingnya berkomunikasi yang baik dengan kajian oleh Yusha Evans tentang pentingnya hubungan orangtua dan anak, bahwanya setan akan selalu berusaha merusak hubungan ini karena hubungan yang paling mulia setelah hubungan antara Allah SWT dan hambanya adalah hubungan antara orangtua dan anak. Sebagaimana hubungan orangtua dan anak yang harmonis akan mengantarkan satu sama lain kepada pintu Surga. Setan akan selalu berusaha membuat kesalahpahaman diantara orangtua dan anak, salah satunya melalui komunikasi yang buruk, terkadang, ketika dimarahi secara berlebihan, anak bisa merasa orangtuanya tidak mencintainya, walaupun sesungguhnya marahnya orangtua adalah bentuk kasih sayang, tapi itulah pekerjaan setan, yang baik berusaha ditampakkan menjadi buruk, sehingga sangat penting untuk menjaga komunikasi yang baik diantara orangtua dan anak. Kalau kita sebagai anak merasa orangtua tidak selalu mengerti, perlu kita pahami bahwa pikiran orangtua separuhnya dipengaruhi rasa khawatir, semata-mata karena perasaan kasih yang begitu besar.

Oleh karenanya mari kita berusaha berkomunikasi yang baik agar hubungan tetap harmonis, agar tidak terjadi kesalahpahaman yang lebih jauh, agar kita tidak saling menyakiti satu sama lain.


*Disclaimer: 

Catatan reminder,

Sebuah pengingat,

Ingin belajar dari pengalaman. 

17 comments

  1. alrisblog · Desember 12, 2018

    Betul sekali, segala sesuatu harus dikomunikasikan dengan baik. Komunikasi yang benar hasilnya juga benar. Harapannya begitu.

    Disukai oleh 1 orang

    • Rissaid · Desember 13, 2018

      Iya begitu bang Alris, hindari diam2 bae dan mau di pahami huhu

      Suka

  2. Senja Kelana · Desember 12, 2018

    Intinya km masih ttp saja baperan dik, di dunia yg tidak tulus ini kita emang harus pintar ber-peran bukan ba-peran…

    Hahaaaa

    Disukai oleh 1 orang

    • Rissaid · Desember 13, 2018

      wadaawwww quote of the day nih haha

      Suka

  3. deadyrizky · Desember 11, 2018

    Pada intinya sih lebih ke mendengar dan memahami ya

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar