Sampai Menjadi Debu

Kerja alam semesta memang unik, hal-hal yang tampak kecil ternyata terhubung bagai mata rantai, satu sama lain membentuk untaian cerita dan kenangannya. Dari sekadar bertukar sapa yang pelan-pelan mengantarkan pada pertemuan, lalu berujung pada sesuatu yang lebih besar dan serius, siapa yang akan mengira sekadar kopdar menjadi awal dari takdir dua orang, yang akhirnya mengikat janji untuk setiap pagi menyapa satu sama lain tanpa bosan?

Teman hidup. Siapa yang mengira. Saya juga tidak mengira, sampai akhirnya yang bersangkutan bercerita sendiri, ah iya, ini bukan kisah saya, ini kisah seorang teman blog, beberapa dari kalian, pembaca yang juga bernaung di wordpress ini, mungkin sudah cukup familiar, hari ini Azizah dan Fadel melangsungkan akad pernikahan.

Pukul 1 pagi, saya iseng mengirimi Ziza pesan.

“Jadi, apakah calon pengantin bisa tidur? hahaha.” 

Bisa, tapi susah, ini juga udah bangun hahaha.”

Balasan pesan Ziza masuk pukul 3 pagi, sepertinya dia harus make up sepagi buta itu. Gapapa kak Ris, kan butuh kesabaran memang, kurang tidur sebentar tapi nanti nyengirnya bisa lama, lega sudah halal, uwuwuw. Respon ala Ziza banget sambil ketawa nyengir, haha.

Saya pun ikutan nyengir, apalagi kalau mengingat awal-awal kisah dulu. Ketika beberapa teman bloger sudah berspekulasi tentang Fadel yang naksir Ziza, tapi saya malah gak kepikiran sama sekali, salah satunya Ical, kami sedang berbincang tentang sesuatu ketika tiba-tiba saja Ical dengan randomnya nyeletuk.

“Ah kamu ini, masa gitu aja gak paham? Fadel itu terang-terangan mengklaim kalau dia suka Ziza dan mempertegas itu di blog agar saingannya menciut haha”

DihApaan? liatnya dari mana sih? komentar kayak gitu kan biasa aja antara teman. “

Udahlah, abang males jelasin kalau ke kamu, gak pekanya murni..”

Saya anggap obrolan itu angin lalu, walaupun beberapa teman bloger juga ada yang bertanya ke saya tentang hubungan mereka, dan ini bukan sekali duakali, bukan hanya  tentang Fadel dan Ziza, apakah saya ini representative dari percintaan teman-teman bloger? hahaha. Eh, akhirnya malah Ziza sendiri yang cerita, Lah? hahahaha.

“Jadi gitu intinya kak, dan Fadel langsung berangkat ke Semarang untuk bertemu Abah. Butuh proses juga untuk meyakinkan abah, waktu itu juga Fadel masih proses cari kerja kan kak, tapi aku terharu sih sama usahanya Fadel, jadi dia gak banyak omong gitu kak, tapi aksinya nyata..”

“Terus, kamu sendiri gimana akhirnya merasa bisa yakin?..”

“Usahanya sih kak, dan aku tergantung Umi dan Abah, sejauh ini, Abah belum menyampaikan ketidaksukaannya tapi tentu saja mempertegas keseriusan Fadel sampai mana..”  

“Dijaga loh ya, jangan bikin Abah dan Umi kecewa, walaupun dua keluarga sudah bertemu, tetap harus ada penjagaan biar berkah..” 

“Siap kak Ris…”

Rasanya baru kemarin obrolan itu terjadi, dan pagi ini saya sudah menerima foto akad dari mata-mata saya si dek Zahra, foto Ziza dan Fadel saling memegang buku nikah, sebagaimana Fadel terang-terangan dengan perasaanya di blog, maka terang-terangan pula Fadel menyatakan status halalnya dengan merangkul pinggang Ziza di foto, netizen pun gemaaas, hahaha.

Yang saya terima memang hanya foto akad mereka, tapi perasaan bahagia itu semerbak mengisi dada, saya dan Ziza belum pernah kopdar, saya juga menyebut dia adik online, tapi ada haru yang saya rasakan, kami berteman sekitar akhir 2014 atau awal 2015, Ziza konsisten blogwalking ke blog saya, dia salah satu ‘saksi’ bagaimana blog ini tumbuh, sedari konten patah hati yang disamarkan menjadi sekadar puisi (hahahahahha), curhatan seperti diari dan konten lainnya yang dia tahu cerita dibaliknya. Lalu dari blogwalking pelan-pelan menjadi keakraban pada intensitas bertukar pesan via whatsapp, hinggal videocall random malam-malam, voice note curhatan tentang kehidupan personal, dan malam itu akhirnya Ziza ngabarin soal Fadel.

Aku kasih tahu kak Ris sekarang, duluan, aku gak mau kak Ris tahu belakangan, aku merasa harus ngasih tahu kak Ris.” 

Momen itu saya merasa jadi bagian kecil di kehidupan Ziza, walau mungkin setitik, hahaha, tapi setitik itu berarti buat saya. Setitik yang membiarkan saya update proses menuju pernikahan mereka, dari pertemuan keluarga, penentuan tanggal hingga a,b,c,d,e lainnya. Setitik ini juga yang membuat saya cuman bisa nyengir pura-pura tidak tahu ketika ditanyai oleh teman-teman yang lain, bahkan ketika Ical dan saya mengobrol lagi tentang Ziza dan Fadel, sedekat apapun saya dan Ical, saya harus pura-pura tidak tahu. Rasanya menyiksa sekali, pura-pura tidak tahu di depan Ical yang suka ngatain saya tidak peka padahal saya mah dapat infonya langsung dari orangnya dong tapi mau sombong tidak bisa, hahaha. 

Sama menyiksanya ketika harus pura-pura tidak tahu pada El Ghiyats, dia ini barangkali punya mimpi menjadi detektif, jadi pertanyaannya agak nyebelin, dan terang-terangan sekali nyebelinnya, hahaha. 

“Ah masa lo gak tau sih? kan lo deket sama Ziza..” 

“Apaan, gue malah bingung ketika Ical ngebahas Fadel dan Ziza waktu itu..” 

Saya anggap ini white lies yang boleh dilakukan sebagaimana khitbah pun tidak bole digembar-gemborkan, lagian kan ‘waktu itu’ saya memang bingung, jadi sah-sah saja kan jawabannya, hahahahaha. Tapi tentu saja kepura-puraan harus diakhiri, dan saya sengaja meminta Ziza untuk mengizinkan saya mengirim foto undangan ke El Ghiyats dahulu lalu ke grup Obrolin, biar orangnya sebel, hahaha. 

“Kan, gue udah curiga, ah bohong banget  lo gak tahu..”

“Ya maap, kan bukan gue yang punya hajatan, masa gue yang ngomong, hahaha..”

Berita pun dibagikan pada grup Obrolin, wajah-wajah yang pertama saya bayangkan adalah wajah mbak Ikha, Mas Ganteng Hendra dan mas Nur yang terang-terangan suka ngomporin Fadel dan Ziza, lalu Rakun Kecil yang biasanya skill mengamatinya tajam, juga mas Diptra yang walaupun kelihatan jarang muncul sepertinya sudah memprediksi, hahaha. Tentu saja respon di grup Obrolin ramai, walapun beberapa sepertinya sudah bisa menebak, dan tentu saja sempat ramai kira-kira kopdar mana yang selanjutnya berakhir di pelaminan kembali, hehehe. 

Walaupun hanya sekadar dunia maya, walaupun hanya sekadar komunitas menulis bloger yang kadang tidak selalu ramai sebab semua punya kesibukan di dunia nyata masing-masing, ada kehangatan ketika semua saling mendo’akan kebaikan untuk keduannya. Barakalla lakuma wa baraka ‘alaikuma wajama’a bainakuma fi khair.

***

Semoga akad pagi ini menjadi do’a dan ikhtiar untuk ibadah yang Allah ridhoi, bagi dua insan yang memutuskan untuk melabuhkan cinta dengan caraNya. Untuk Fadel yang akhirnya bisa meluluhkan hati Abah (yang tegas ngelarang Ziza a,b,c,d dengan mahluk bernama laki-laki, hahaha)Selamat Del. Seperti kekhawatiran kakak pada adik perempuannya, saya pernah memikirkan apakah kamu pantas untuk Ziza, tapi mengingat cerita Ical tentang kopdar kalian, saya kemudian merasa tenang, lagian udah melewati radar Abah juga kan ya? hahaha. Juga untuk Ziza yang akhirnya meluluhkan hati Ummi bahwa Ziza sudah siap. Untuk kalian berdua yang akhirnya diberi kepercayaan untuk memulai episode kehidupan dari kedua orangtua dan tentu saja Allah SWT dengan semua proses yang dimudahkan.

***

Seperti nasihat di seminar pra-nikah kemarin, ini materi seminar pranikah ya, biar aku gak dibully banyak teori tapi belum praktek haha, aku gak mau mendo’akan kalian agar bahagia selalu, yang kalian jalanin ini ibadah, dan dalam setiap proses manusia berusaha untuk beribadah akan ada ujiannya, baik dari hati kalian masing-masing, baik dari orang lain, bahkan anakpun dikatakan sebagai ujian bukan? maka cari Allah di setiap urusan. Sakinah hadir dari keridhoan Allah, hadirnya sakinah yang memberikan kebahagiaan.

Sebuah nasihat yang diberikan oleh pemateri kemarin, setelah 11 tahun pernikahan, ternyata solusi bagi konflik rumah tangga adalah Al-Qur’an sebagai obat yang melembutkan hati, ego dan pikiran. Lalu, seakrab dan sedekat apapun kalian, kalian tetap dua orang berbeda yang mulai belajar hidup bersama, akan ada perbedaan yang barangkali membuat gemas, dan sebagaimana ini adalah perjalanan ibadah, lebih kurangnya pasangan adalah pakaian, dijaga, ditutupi.

Jangan malas belajar untuk tumbuh, untuk menjadi pasangan yang menguatkan, saling jaga, minta pertolong Allah sebab sakinah hadir dariNya.


Tiap pagi menjelang
Kau di sampingku
Ku aman ada bersamamu
Selamanya
Sampai kita tua
Sampai jadi debu

– Sampai Menjadi Debu- Banda Neira.

20 comments

  1. Deantari · November 25, 2019

    Terharu rin… jodoh bener-bener unik. Besok atau lusa kita ketemu orang gak akan tau ternyata orang itu bisa ngubah kehidupan kita selanjutnya. Anw, aku ga bakal nyuruh Arin cepet2 nikah kok hahah. Nikmatin aja waktu sendirimu, karena gak akan kembali lagi. Hahaha commentnya ngasal ya 😅🙏

    Disukai oleh 1 orang

  2. Nur Irawan · November 25, 2019

    Uwuwuwuwuw…
    Apa aku ganti aja yah blog obrolin jadi jodohin gitu.. hahaha

    Aku tuh bahagia banget kalau ada temen yang cinlok dari blogger. Itu semacam sesuatu banget..
    Padahal jarak yang cukup jauh saat bertemu, tapi rantai jodoh itu tetap mengikat…
    Ah jodoh emang unik yah rin… 😄
    Aku tunggu cerita seberapa unik kisahmu bertemu dengannya 😃

    Suka

    • Rissaid · November 25, 2019

      Hahahha, yang udah ada jodohnya silahkan undur diri bang hahahaha

      nah iyaa, takdir Tuhan memang luarbiasa, dan kita sebagai netizen ikutan bahagia, rantai jodoh, suka istilahnya!

      ahahaha nyengir gede aja ah 😀

      Suka

      • Nur Irawan · November 25, 2019

        Oh tidak bisa dong.. aku harus ada biar ada testimoni juga, wkwkwkw

        Suka

Tinggalkan komentar