“Kau tahu Mitch, kalau saja manusia sadar bahwa mereka bagian dari Alam, bahwa segala sesuatu yang hidup di alam tidak ada yang abadi, mungkin kita akan lebih menjaga hubungan antar manusia, karena walau kematian mengakhiri kehidupan, kematian tidak akan mengakhiri suatu hubungan..”
– Selasa Bersama Morrie.
Saya baru saja selesai membaca suatu bab tentang kematian di buku Selasa Bersama Morrie ketika kabar duka tiba sore itu, seseorang yang kami kasihi telah kembali kepada Tuhan. Seluruh isi bab tentang kematian pada buku itu seketika memenuhi isi kepala, menjadi sebuah perenungan yang begitu dalam rasanya. Kita semua akan mati, bedanya ada pada waktu yang ditentukan untuk masing-masing, dan tidak ada siapapun dari kita yang tahu kapan waktunya akan tiba.
Ketika hendak menulis tentang ini, sejujurnya saya sedikit bergidik, rasanya sedikit aneh membahas tentang kematian, mungkin karena sejujurnya ada bagian kecil dalam diri saya yang takut akan kematian. Tapi setelah berpikir panjang, saya merasa bahwa saya justru beruntung dengan senantiasa mengingat kematian.
Mengingat bahwa suatu hari waktu saya akan habis tanpa adanya pemberitahuan terlebih dahulu membuat cara pandang saya akan kehidupan menjadi sedikit berbeda. Rasanya enggan kecewa ataupun marah kepada seseorang secara berlebihan, rasanya menjadi lebih berhati-hati dalam bertutur kata, dan lebih banyak legowo dan kalem, karena semisal sisa waktu saya sedikit, saya malas kalau harus dihabiskan untuk membenci sesuatu atau seseorang, engga penting banget.
Tapi mengingat kematian tidak berarti tidak memperjuangkan hidup, selama kita masih hidup, kita masih bisa mengusahakan segala ini itunya, pantang untuk berputus asa, karena hanya ketika matilah manusia benar-benar tidak berdaya, dimana kita butuh oranglain untuk mengantarkan kita ke tempat peristirahatan.
Tapi tentu saja manusia adalah tempat yang banyak khilafnya, kadang saya merasa takut dengan mati, tapi lucunya masih banyak kesia-siaan yang saya lakukan. Kadang saya ingin melakukan yang terbaik, tapi malas dan pesimis masih suka hinggap. Hanya saja dengan adanya tulisan ini semoga saya selalu diingatkan, bahwa pada akhirnya, hubungan kita antara Tuhan dan sesama manusialah yang perlu dijaga.
*PS. Terima kasih Ical untuk kado buku yang bagus.
Betul pada akhirnya emang bener kata Uus
Hablumminallah, hablumminannas
SukaDisukai oleh 1 orang
Betul sekali mas Rizky
SukaSuka
Aku baca tulisanmu yang ini Rissa, dalem banget sampe bingung mau ngomong apa.
Terima kasih sudah diingatkan soal kematian, seolah menjadi tamparan keras bagi diriku sendiri untuk senantiasa berbuat lebih baik lagi
SukaDisukai oleh 1 orang
Alhamdulillah jika tulisannya bermanfaat, semoga kita bisa saling mengingatkan dan ingat selalu ya mas Yusuf 🙂
SukaSuka
Sebaik baiknya manusia dialah yang masih mengingat kematian,sebab kalau manusia mengingat kematian berarti dia tau,hidup di dunia hanya sementara,dan dan dia harus siap berbuat baik untuk menyongsong, hidup di akhiratnya
SukaDisukai oleh 1 orang
Betul bunda, dunia hanya sementara.
SukaSuka
“Rasanya enggan kecewa ataupun marah kepada seseorang secara berlebihan, rasanya menjadi lebih berhati-hati dalam bertutur kata..”
Semoga kalimat ini selalu jd pengingat kita semua kalau2 sedang kecewa dengan sesama manusia.
Aku suka tulisan ini, terima kasih Rissaid. ☺
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya mba Ikha, semoga kita semua bisa mawas diri ya, alhamdulillah suka, makasii mbaquu ❤
SukaDisukai oleh 1 orang
Sungguh, aku sepakat dengan “Tapi mengingat kematian tidak berarti tidak memperjuangkan hidup”
Selamat berjuang, Terima kasih sudah membagikan tulisan ini.
Cadu mundur pantang mulang bila tak gemilang 🙏
SukaDisukai oleh 1 orang
Alhamdulillah jjika senang membacanya, semoga kita bisa saling mengingatkan dan ingat selalu ya mas Juan, terima kasih atas semangatnya, semangat selalu 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
🙏😊. Semangat selalu, Teh Rissaid
SukaDisukai oleh 1 orang
Terima kasih Uda Juan/:)
SukaSuka
Uni… Maaf.. ^^..
SukaSuka
Eh, kok Uni? 😂
SukaSuka
Duh baru bales.. Maaf lama… Biasanya klo ybag manggil uda itu kan Uni…
SukaSuka